Sejarah Nagari

SEJARAH SINGKAT NAGARI

Dalam tambo alam Minangkabau Nagari yang tertua itu adalah Nagari Pariangan Padang Panjang, disinilah pengembangan Nagari kesekitarnya. Dari pengembangan itu, sampailah ninik mamak nan Duo kali sambilan di Gobah Balai Bagamba. Disini mereka berbagi dua, sembilan berpencar membikin lima Nagari di Banuhampu dan sembilan melanjutkan perjalanan ke arah utara dan berhenti di Gobah Balai Banyak dan Mendirikan Nagari Kurai Lamo.

Maka antara Kurai dengan Banuhampu adalah kembaran Pratri kesatuan adat seperti di ungkapkan dengan tambo Kurai Banuhampu, Biaro Balai Gurah, Lambah Panampuang, Canduang Koto Laweh, Sariak Sungai Pua, Batagak Batu Palano, Sianok Koto Gadang dan Guguak Tabek Sarojo.

Niniak Mamak yang Mengadakan pertemuan di Gobah Balai Bagamba mendirikan Nagari Banuhampu yang kemudian menjadi kecamatan yang pada masa penjajahan Belanda di bagi yakni Lareh Kurai dan Lareh Banuhampu, Banuhampu itu berarti Banu adalah anak keturunan dan hampu adalah jempol, oleh sebab itu bila membicarakan yang namanya adat Nagari Ladang Laweh maka tidak bisa di bedakan dengan adat Banuhampu.

Nama Nagari Ladang Laweh Berasal Dari situasi pertnahan, oleh karena masyarakat waktu itu menggarap ladang / parak atau sawah pertahanan maka diberilah nama Nagari dengan Nama Ladang Laweh.

Pada bagian Timur Nagari terdapat Ladang yang Luas maka di namakan dalam bahasa minang Jorong Ladang Laweh, pada bagian selatan, terdapat parit / banda yang melintang Nagari maka dinamakan Jorong Parik Lintang, bagian barat yang tumbuh  banyak kayu-kayu untuk obat pada masanya maka dinamakan dengan ladang obat / parak ubek atau jorong parabek sekarang, sedangkan dibagian utara di tumbuhi batang bangkaweh dan dinamakan lah dengan jorong Bangkaweh.

Sumber :  buku Adat Salingka Nagari | Kerapatan Adat Nagari Ladang Laweh.

Comments